Minggu, 21 Oktober 2012

Kadar atau Volume Belajar



معدل الدرس:
1. قَالَ ابْن مَسْعُودٍ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِي الْأَيَّامِ كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا (صحيح البخاري, كتاب العلم, باب ما كان النبي صلى الله عليه وسلم يتخولهم, رقم الحديث: 66).




Ibn Mas'ûd berkata: "Dalam memberikan wejangan kepada kami Rasulullah Saw. memerhatikan hari-hari untuk menghindari rasa bosan pada diri kami." (Shahîh al-Bukhârî, Kitâb al-'Ilm Bâb Mâ Kâna al-Nabî Saw. Yatakhawwaluhum, hadits no. 66).


Maksudnya, Rasulullah Saw. memerhatikan waktu dalam memberikan pelajaran dan wejangan kepada para sahabatnya, tidak melakukannya tiap hari, supaya mereka tidak merasa bosan.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa dalam mengerjakan amal saleh dianjurkan untuk tidak mudâwamah (non-stop tanpa jeda) supaya tidak cepat bosan. Muwâzhabah (kontinuitas) memang diperintahkan, akan tetapi ia terbagi dua: Pertama, dilakukan setiap hari tetapi tidak dengan dipaksa-paksakan (takkaluf). Kedua, dilakukan selang sehari di mana sehari digunakan untuk istirahat dan hari berikutnya digunakan untuk beraktifitas dengan giat. Soal hari apa yang dapat dijadikan hari istirahat dan hari beraktifitas, tergantung orang dan keadaan. Yang penting, setiap orang harus beraktifitas secara kontinu seraya berupaya mencari kiat untuk membuang rasa bosan.  
2. قَالَ أَبِو وَائِلٍ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُذَكِّرُ النَّاسَ فِي كُلِّ خَمِيسٍ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ لَوَدِدْتُ أَنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا (صحيح البخاري, كتاب العلم, باب من جعل لأهل العلم أياما معلومة, رقم الحديث: 68).
Abû Wâ`il berkata: "'Abdullâh (Ibn Mas'ûd) mengajari orang-orang setiap Kamis. Seorang laki-laki berkata kepadanya: 'Hai ayah 'Abdurrahmân, aku benar-benar ingin Anda mengajari kami setiap hari.' Ibn Mas'ûd berkata: 'Yang mencegahku melakukan hal itu adalah bahwasanya aku tidak ingin membuat kalian bosan, dan (oleh karena itu) aku memerhatikan keadaan kalian dalam memberi pelajaran kepada kalian. Seperti halnya Nabi Saw. memerhatikan keadaan kami dalam memberi pelajaran untuk menghindarkan rasa bosan dari kami.'" (Shahîh al-Bukhârî, Kitâb al-'Ilm, Bâb Man Ja'ala lî Ahl al-'Ilm Ayyâman Ma'lûmatan, hadits no. 68).
   
3.  قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ تَدَارُسُ الْعِلْمِ سَاعَةً مِنْ اللَّيْلِ خَيْرٌ مِنْ إِحْيَائِهَا (سنن الدارمي, كتاب المقدمة, باب مذاكرة العلم, رقم الحديث: 612).
Ibn 'Abbâs berkata: "Mengkaji ilmu sesaat di waktu malam lebih baik dari menghidupkan malam (dengan ibadah) (Sunan al-Dârimî, Kitâb al-Muqaddimah, Bâb Mudzâkarah al-'Ilm, hadits no. 612).
التنايب فى العلم: (saling menggantikan dalam menimba wakilkan)
قَالَ عُمَر كُنْتُ أَنَا وَجَارٌ لِي مِنْ الْأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ عَوَالِي الْمَدِينَةِ وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا فَإِذَا نَزَلْتُ جِئْتُهُ بِخَبَرِ ذَلِكَ الْيَوْمِ مِنْ الْوَحْيِ وَغَيْرِهِ وَإِذَا نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ فَنَزَلَ صَاحِبِي الْأَنْصَارِيُّ يَوْمَ نَوْبَتِهِ فَضَرَبَ بَابِي ضَرْبًا شَدِيدًا فَقَالَ أَثَمَّ هُوَ فَفَزِعْتُ فَخَرَجْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ عَظِيمٌ قَالَ فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَإِذَا هِيَ تَبْكِي فَقُلْتُ طَلَّقَكُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لَا أَدْرِي ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ وَأَنَا قَائِمٌ أَطَلَّقْتَ نِسَاءَكَ قَالَ لَا فَقُلْتُ اللَّهُ أَكْبَرُ (صحيح البخاري, كتاب العلم, باب التنايب فى العلم, رقم الحديث: 87).
'Umar berkata: "Aku dan tetanggaku dari kalangan Anshâr dari keluarga Umayyah bin Zayd; salah satu keluarga Madinah, saling bergantian menemui Rasulullah Saw. Sehari ia yang menemui beliau, sehari aku yang menemui beliau. Apabila datang giliranku, aku kemudian menemuinya sambil membawa berita yang aku terima hari itu berupa wahyu atau lainnya. Apabila datang gilirannya, ia pun melakukan hal yang sama. Pada hari giliran tetanggaku yang orang Anshâr itu, ia mengetuk pintu rumahku dengan keras lalu berkata: 'Beliau (Nabi Saw.) marah.' Aku terperanjat lalu menemui beliau. Ia (tetangga Anshâr) berkata: 'Telah terjadi perkara besar.' Lalu aku menemui Hafshah, ia sedang menangis. Aku berkata: 'Apakah Rasulullah Saw. mencerai kalian?' Hafshah berkata: 'Aku tidak tahu.' Kemudian aku menemui Nabi Saw. Sambil berdiri aku berkata: 'Apakah engkau menceraikan isteri-isterimu?' Beliau bersabda: 'Tidak.' Aku berkata: 'Allah Akbar.'" (Shahîh al-Bukhârî, Kitâb al-'Ilm, Bâb al-Tanâwub fî al-'Ilm, hadits no. 87).   
التدقيق في العلم (teliti dalam menyampaikan ilmu)
وَقَالَ عَلِيٌّ حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ (صحيح البخارى, كتاب العلم, باب من خص بالعلم قوما دون قوم كراهة أن..., رقم الحديث: 124).
'Alî berkata: "Ajaklah manusia bicara sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya membohongkan (kalian)?" (Shahîh al-Bukhârî, Kitâb al-'Ilm, Bâb Man Khushsa bî al-'Ilm Qawman Dûna Qawmin  Karâhatn an…, hadits no. 124).  

Yang dimaksud dengan بِمَا يَعْرِفُونَ adalah بِمَا يَفْهَمُونَ (sesuai dengan apa yang mereka pahami). Kata-kata Imam 'Ali ini memberi pelajaran bahwa sesuatu (perkara) yang samar hendaknya tidak disampaikan kepada masyarakat awam. Serupa dengan ini kata-kata Ibn Mas'ûd: "Tidaklah kamu menyampaikan kata-kata kepada satu kaum dengan kata-kata yang tidak dapat dijangkau oleh akal mereka kecuali akan menjadi fitnah bagi sebagian mereka" (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar